Masa Haru Waktu Sekolah


Kenangan bersama ustadz ustadzah Ma'had Al-Furqon



Suatu saat akan datang waktu untuk berpikir kembali. Berpikir tentang suatu hal yang mungkin suatu saat nanti akan kita tinggalkan. Status mahasiswa mungkin menjadi momok bagi calon mahasiswa yang berpikir tentang keseriusan di tingkat perguruan tinggi. Impian tentang pencapaian mimpi dan rencana hidup, akan segera terpikir untuk terwujud. Di balik itu, ternyata ada rasa lain yang lebih dari sekedar indah. Tentang sahabat saudara dan cinta yang baru. Karena saat itu kita adalah seorang mahasiswa baru. Sedikit berbeda saat kita menjadi calon peserta didik di SLTA atau SLTP. Saat itu, kita masih dapat bersantai, tertawa lepas tiada batas, makan dimanapun yang kita mau, dan bermain bersama dengan teman-teman.
Walaupun waktu berlalu, tetap saja yang kita lewati tidaklah perjalanan yang dalam menempuh harus membutuhkan waktu lama. Sekilas memang dalam menjalani hari terlihat sangat lama jika kita tidak mampu untuk menikmatinya. Namun berbeda, ketika kita hadapi segala rintangan harian itu dengan penuh suka hati. Waktu tidak akan lama kok, jalannya. Bahkan cenderung lebih cepat dai pada apa yang telah kita bayangkan. Jagan bingung lagi ya teman-teman. Semuanya harus dilalui dengan fokus dan sadar diri. Karena dengan begitu, kita akan mampu jalani walau kadang masih ada masalah yang sukar untuk kita selesaikan. Anggap saja semua itu hanya bayangan singa yang menakutkan. Sedangkan pada zaman ini sangat jarang ada singa liar yang berkeliaran untuk menakut-nakuti kita.

Tengah: Umi Dwi Mulati bersama santriwati Mahad kamar Arafah

Dalam rangkaian waktu sekolah terjalin berbagai hubungan yang mengesankan. Walau kesan itu kadang hanya berupa butiran yang juga dapat hilang. Misal kenangan saat anak sekolah main ke kantin waktu jam pelajaran, main peta umpet waktu masih SD, ngerjain pr barengan se komplek. Itu adalah hal biasa saat kita masih menjadi seorang siswa. Ketika kita telah masuk ke perguruan tinggi dan menjadi seorang mahasiswa, jangan harap segalanya akan terulang dengan kondisi dan kenangan yang sama. Karena sesungguhnya kenangan itulah yang bernilai mahal dan tak dapat terulang.

Depan: Ms. Sushma bersama santri Mahad Al-Furqon

Jangankan berkomunikasi langsung, berkomunikasi melalui ponsel saja sulit. Karena mereka memiliki kesibukan masing-masing. Kesibukan yang selalu membatasi diri untuk bersilaturrahmi. Hal itu kurang baik. Haruslah kita mampu untuk menyisihkan sedikit waktu kita untuk bersilaturrahmi.
Kalaupun Tuhan masih berkehendak, aku berharap ada pertemuan diantara kita,  untuk menyisihkan sakit rindu di hati kita. Insyaallah. (Curahan sentuh)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tulis Tulis Tulis

Dasar Rasa Kasmaran